Minggu, 22 Januari 2017

Jabatan berbasiskan Kinerja atau titipan Politik.

Fit and proper test

Susunan kabinet (Kepala Dinas, Kepala badan Dan Kepala Kantor) haruslah diisi oleh para pejabat yang memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing.  Agak rumit memang, sebab selama ini pengangkatan para pejabat di daerah 90% didasarkan pada assement politik dibanding kompetensi.  Akibatnya, birokrasi tak lebih dari sekedar tukang antar jemput kepentingan penguasa.  Birokrasi menjadi rapuh karena dikendalikan oleh sejumlah kawanan hasil kongkalingkong dan  nepotisme

Jangan heran kalau seorang lulusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri bertahun-tahun di suruh menjadi penggembala ternak lewat posisi sebagai Kepala Dinas Peternakan misalnya.  Seorang pejabat eselon dua berpendidikan sarjana hukum hingga magister hukum selama lima tahun terakhir diberi tugas sebagai pimpinan nelayan dan bosnya ikan-ikan di laut selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan.  Bahkan, seorang insinyur teknik diminta mengurus soal lahan pertanian dan seribu satu macam masalah petani berikut penyuluhnya. 

Langkah Bupati melakukan fit and proper test merupakan  idealisme yang berani, namun disatu sisi merupakan langkah maju dalam meletakkan profesionalisme birokrasi. Berani, karena tak ada dalam aturan main Baperjakat. Langkah maju, sebab fit and proper test merupakan rasionalisasi guna mengubah gaya pengangkatan kepala dinas, kepala badan, kepala kantor dan para pejabat di eselon tiga melalui katebelece

Praktek selama ini, aktivitas Baperjakat yang dipimpin oleh sekertaris daerah tak lebih dari sekedar memproses tumpukan disposisi, nota, memo, titipan kilat serta mengakomodir gerombolan tim sukses yang lelah melakukan gerilya bagi kemenangan kepala daerah terpilih. Baperjakat tak lebih dari tukang stempel.  Kita tidak menginginkan gaya kepemimpinan lama terus dipertahankan dengan mengacak-acak birokrasi demi mengakomodir kepentingan pemenang Pilkada. Mereka yang mencoba netral sesuai amanah undang-undang, bahkan terlambat mengambil posisi pada kandidat yang kalah terhadap kepala daerah terpilih harus kembali ke posisi jabatan paling rendah, bahkan non job.

Pertanyaan selanjutnya apakah dengan fit and proper test pengisian jabatan pada struktur organisasi pemerintah daerah lepas dari intervensi politik? Saya harus menjawab dengan jujur, tidak! Namun dengan fit and proper test kita dapat membatasi intervensi dimaksud.  Paling tidak Baperjakat di daerah memiliki dasar pertimbangan dalam pengisian jabatan, bukan sekedar like and dislike

Kalau kepala daerah paham betul bagaimana memaknai birokrasi sebagai mesin organisasi untuk mewujudkan visi, misi, program dan kegiatan yang disepakati, maka tak ada yang sulit untuk dilakukan.  Lihatlah bagaimana pusingnya kepala daerah ketika seorang kepala dinas tak mampu mencairkan visi dan misinya kedalam program dan kegiatan dilapangan. Lima tahun berjalan tak ada yang dilakukan kecuali terjebak dalam rutinitas birokrasi. Saya yakin, mungkin saja karena kepala dinasnya jebolan ilmu sosial politik yang dipaksa membereskan segala macam jenis projek di Dinas Pekerjaan Umum. Belum lagi kemampuan para kepala dinas yang pas-pasan dalam mempresentasikan program kerjanya hingga rendahnya kemampuan berkomunikasi.  Menyadari keterbatasan semacam itu, tak heran banyak calon kepala dinas yang sakit perut, gelisah, demam hingga keringat dingin menghadapi test kelayakan dan kepatutan. Secara psikologis mereka sebenarnya tak begitu siap, apalagi dicecar lewat pertanyaan berkaitan dengan regulasi pada jabatan yang mereka pegang selama ini. Saya melihat Pak Bupati dan Wakil Bupati merasa sangat dekat dan mengenali face to face, standard dan kualifikasi pejabat yang akan mereka gunakan lewat wawancara yang dilakukan bersama saya. Fit and proper test dilakukan untuk mengidentifikasi seberapa layak dan patut seseorang menduduki jabatan yang disiapkan.  Sebagai contoh, untuk jabatan sekretaris daerah, peminat di eselon dua ada empat orang.  Sekarang, bagaimana menilai kelayakan dan kepatutan keempat orang tersebut dalam jabatan dimaksud.  Ketika saya melakukan fit and proper test, diantara keempat orang yang berkeinginan duduk dijabatan sekda, hanya dua yang memenuhi kategori sangat layak dan patut, sisanya cukup layak dan patut.  Di tingkat eselon tiga, kurang lebih 20% sangat layak, 70% layak, 8% cukup layak dan 2% tidak layak. Bagaimana membaca hasil ini? paling kurang kepala daerah telah memperoleh gambaran berapa persen yang benar-benar mampu menduduki jabatan yang disediakan.  Sisanya dapat di up-grade melalui pembinaan dan pendidikan jangka pendek maupun pendidikan jangka panjang guna mendorong kelayakan dan kepatutan.  Secara umum, para pegawai sebenarnya memenuhi dari aspek kelayakan seperti pangkat/golongan, pengalaman, latar belakang pendidikan, maupun pendidikan dan pelatihan yang menunjang profesionalisme.  Namun dari aspek kepatutan mereka mungkin tak relevan duduk di posisi yang ditentukan secara gelap mata oleh kepala daerah.  Bahkan diantaranya tidak patut pada suatu jabatan karena ditengarai oleh rendahnya integritas, reputasi dan kejujuran yang dapat ditelusuri lewat rekam jejak (track record) biodata dan wawancara mendalam (intervieuw).  Jadi, ada sejumlah pejabat yang memang layak, namun kurang patut. Atau bahkan patut pada jabatan dimaksud namun dari segi kepangkatan belum memenuhi unsur kelayakan.  Dalam banyak kasus akhir-akhir ini, kepala daerah bahkan dapat melantik seseorang kendatipun masih dalam masa prajabatan.  Lihatlah bagaimana bingungnya ketika seorang staf yang lebih senior berpangkat tinggi harus menyodorkan daftar penilaian kepangkatan (DP3) pada atasannya yang lebih yunior dan berpangkat lebih rendah. Birokrasi terkesan semacam organisasi tanpa aturan, melahirkan intrik, menimbulkan gejala diskriminasi, menumbuhkan perasaan like and dislike, memupuk nepotisme akibat politisasi birokrasi yang berlebihan.  Bukankah dengan hasil fit and proper test kepala daerah setidaknya dapat mengisi jabatan organisasi pemerintah daerah secara 50:50.  Maksud saya, 50% persen berasal dari hasil fit and proper test dengan kualifikasi yang tak dapat diragukan lagi, sedangkan 50% merupakan hasil kompromi politik sebagai balas jasa bagi sejumlah birokrat yang telah bersusah payah masuk dalam lingkaran tim sukses.  Lebih ideal lagi kalau 60:40, atau mungkin 70:30. Saya dan anda semua tentu tak akan bersikap munafik dengan mempertimbangkan realitas dari dampak sistem Pilkada hari ini. Bukankah kabinet SBY juga tak semata mengakomodir kepentingan politik? Menurut saya, ini jauh lebih rasional daripada seluruh pejabat organisasi pemda 90% merupakan hasil kompromi politik yang sama sekali tak membantu terwujudnya visi dan misi kepala daerah terpilih. Terlepas dari meningkatnya rating kabupaten tersebut diberbagai harian lokal Gorontalo pasca fit and proper test, serta tingginya permintaan daerah mengundang saya untuk melakukan hal yang sama, saya hanya ingin mengucapkan selamat pada setiap kepala daerah yang masih memiliki idealisme dan mampu direalisasikan secara nyata.

Rabu, 02 November 2016

Informasi untuk semua

Di era digital seperti saat ini sudah saatnya Pemerintah memberikan pelayanan informasi melalui dunia maya, keterbukaan informasi ini sangat penting sebagai efsiensi waktu dan masyarakat pun tidak perlu datang ke kantor pelayanan umum untuk sekedar mencari informasi yang kadang juga harus di pingpong kesana kemari. Apalagi mengingat Klungkung mempunyai wilayah yang dibatasi oleh laut, Warga Pulau Nusa Penida tidak usah lagi datang ke daratan hanya untuk mencari informasi saja.

Bila kita melihat hasil penilaian dari Komisi Informasi (KI) Klungkung ada di posisi no 9 dari 10 kabupaten kota yang ada di Bali, sementara Gianyar ada di posisi terakhir. Ini tentunya berbanding terbalik ketika selama ini kita melihat semua pejabat mensosialisasikan keberhasilan program kerjanya melalui dunia maya baik melalui medsos atau media elektronik lainnya. Masyarakat tentunya akan bertanya "apakah ini sekedar pencitraan saja"?.

Seharusnya dengan teknologi yang sudah kita miliki membantu masyarakat untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin sebagai contoh, masyarakat tidak perlu lagi datang ke kantor perijinan untuk mencari informasi persyaratan membuat surat ijin usaha, calon pembuat Akte Perkawinan tidak perlu lagi datang ke Kantor catatan sipil hanya untuk mencari tahu persyaratan membuat akte tersebut.

Keterbukaan informasi seharusnya dapat di akses oleh masyarakat secara leluasa, sebagai contoh saat ini Denpasar mempunyai program aplikasi berbasiskan android bernama Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar, dimana masyarakat dapat download aplikasi ini secara gratis di Playstore dan tentunya aplikasi ini sangat bermanfaat baik untuk masyarakat atau juga untuk Pemerintah.

Saya rasa investasi untuk membuat program ini tidak mahal dibanding dengan membuat baliho yang berdampak mengotori lingkungan atau sosialisasi-sosialisasi keliling yang justru lebih boros anggaran.

Harapan kami dari LSM Marutha agar jajaran SKPD lebih pro aktif lagi untuk menerima usulan-usulan yang konstruktif untuk membangun Klungkung yang kita cintai, melalui kesempatan ini kami sampaikan juga kepada yang terhormat Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Klungkung agar segera mengambil sikap atas amsukan yang kami berikan, dan kami pun siap di undang untuk memberikan pemaparan yang detail tentang program ini. 

 

Minggu, 21 Agustus 2016

6 Hal yang Harus Dibenahi SDM Indonesia untuk Menghadapi MEA

 Image result for BNSP
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor kunci keberhasilan perekonomian suatu negara. SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan akan mudah bersaing di era global ini. Sebagai salah satu anggota ASEAN Economy Community (AEC), Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk memimpin perekonomian di kawasan Asia Tenggara karena Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN dengan jumlah penduduk 40.58% terbanyak dibandingkan Negara ASEAN lainnya.
Namun potensi itu harus sejalan dengan sumber daya manusia yang berkualitas secara kompetensi dan intelektual. Sejauh ini SDM Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan klasik yaitu rata-rata tenaga kerja Indonesia lulusan Sekolah Dasar (SD) dan tidak memiliki keterampilan. Berikut hal-hal yang dapat ditempuh untuk membenahi kualitas SDM di Indonesia agar dapat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA):

# Perbaikan Sistem Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu cara untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Di Indonesia, pendidikan merupakan masalah utama yang harus dibenahi karena masih banyaknya sumber daya manusia yang tidak tersentuh pendidikan, khususnya di daerah terpencil. Masih banyak pula masyarakat yang buta huruf, putus sekolah, dan rata-rata tenaga kerja Indonesia lulusan SD. Perbaikan sistem pendidikan meliputi meratanya pendidikan di setiap daerah, infrastruktur pendidikan, kualitas kurikulum dan tenaga pendidik, serta distribusi jumlah tenaga pendidik yang merata. Dengan mutu pendidikan yang lebih baik, Indonesia akan membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

# Pelatihan Keterampilan













Data Human Development Index (HDI) menunjukkan 90% pekerja Indonesia tidak pernah mengikuti pelatihan. Jumlah ini cukup besar dibandingkan tenaga kerja terampil di negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Pelatihan keterampilan dapat menunjang kemampuan tenaga kerja ketika bersaing dengan tenaga kerja asing. Masyarakat harus aktif mengikuti pelatihan-pelatihan, baik yang disediakan lembaga swasta ataupun pemerintah.

# Menguasai Teknologi

Di zaman serba digital ini, istilah gaptek (gagap teknologi) tak berlaku lagi untuk tenaga kerja. SDM Indonesia harus cakap dalam menguasai teknologi guna menunjang produktivitas kerjanya. Teknologi (khususnya internet) sangat membantu dalam perluasan 
pangsa pasar hingga ke seluruh dunia. Selain itu penggunaan teknologi akan membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien serta tepat waktu. Oleh sebab itu, sudah saatnya pemerintah melakukan pelatihan berkala terhadap SDM di Indonesia mengenai teknologi guna mewujudkan SDM yang berkualitas.

# Sertifikasi Kompetensi

Para tenaga kerja dari negara ASEAN yang memiliki kompetensi kerja yang lebih tinggi, tentunya akan memiliki kesempatan lebih luas untuk mendapatkan keuntungan ekonomi di dalam MEA. Dengan demikian, SDM Indonesia harus meningkatkan kualitas dan mengejar ketertinggalan dari negara lain di ASEAN yaitu dengan cara sertifikasi kompetensi. Sertifikasi kompetensi diperlukan untuk menyetarakan kemampuan pekerja nasional di pasar regional. Masyarakat bisa mengikuti uji kompetensi di Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) yang disediakan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

# Kesehatan Jasmani dan Rohani
Faktor lain yang harus diperhatikan adalah kesehatan. Dengan tingkat kesehatan SDM yang tinggi, produktivitas kerja yang dihasilkan akan tinggi juga. SDM yang sehat secara jasmani dan rohani akan memiliki motivasi yang lebih untuk bekerja. Untuk mewujudkan hal itu, dapat dilakukan seperti pengadaan pemeriksaan kesehatan gratis, cek kesehatan rutin, sosialisasi anti narkoba, seminar motivasi dan rohani. Dengan demikian SDM memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi.

# Jiwa Wirausaha
Menurut World Economic Forum, kewirausahaan merupakan penggerak yang sangat penting bagi kemajuan perekonomian dan sosial suatu negara. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar untuk mencari peluang sukses. Konsep wirausaha harusnya diterapkan pada generasi muda agar bisa mandiri dan menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat menekan angka pengangguran di Indonesia. SDM tak selalu disediakan sebagai tenaga kerja tetapi juga pencipta lapangan kerja yang bisa menampung lebih banyak tenaga kerja. Disinilah seharusnya dunia pendidikan dan pemerintah bekerja sama untuk mendorong terwujudnya pendidikan yang berorientasi wirausaha.
Peningkatan kualitas ini  mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang handal untuk masa depan Indonesia sehingga bukan tidak mungkin nantinya Indonesia menjadi pemimpin di MEA.
Sumber : www.inspiratorfreak.com

Selasa, 31 Mei 2016

Kembalikan Pancasila

Tidak banyak yang tahu bahwa hari ini tanggal 1 Juni adalah hari lahirnya pancasila, era orde baru telah mengaburkan esensi dari Pancasila untuk mengaburkan peran Presiden pertama kita Soekarno.

Beberapa pertanyaan yang terkumpul dan menghantui saya.
-          Tuhan melalui ajaran-ajarannya yang mulai dimanipulasi dengan kepentingan-kepentingan, disaat orang mulai berpikir bahwa membunuh sesama manusia adalah dibenarkan menurut kepercayaannya.
-          Kemanusiaan yan jauh dari adil dan keberadaban dimana banyak sekali masyarakat Indonesia yang bertingkah laku dan berkelakuan seperti hewan?, pemerkosaan terhadap anak dibawah umur, anak membunuh orang tua, bapak menghamili anak kandungnya.
-          Persatuan yang hanya jadi mimpi di siang bolong, disaat setiap individu dan golongan berusaha menjalankan ego atas kebenaran yang diyakininya, mengkotak-kotakkan diri dalam kelompok-kelompok yang selalu berbenturan antara satu dengan yang lainnya.
-          Para pejabat terutama para dewan permusyawaratan yang mewakili kita hanya mau dekat kembali menyerap aspirasi masyarakat menjelang pemilihan atau yang juga keren di istilahkan 4-1 yaitu 4 tahun lupa dan 1 tahun ingat. Rakyat kecil hanya bisa teriak dengan suara parau untuk mereka yang jauh di atas sana.
-          Keadilan yang sudah tidak lagi bisa dikatakan ADIL, dimana hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil dan kebal untuk orang besar, disaat nenek renta harus di vonis secara pidana karena mengambil kayu bakar berbanding terbalik disaat koruptor masih lega melenggang mengambil uang rakyat trilyunan rupiah, disaat maling ayam harus bonyok di gebukin dalam introgasi berbanding terbalik dengan senyum manis para pejabat saat diperiksa dalam kasus korupsi.

Pendidikan di Indonesia pada saat ini cenderung lebih mementingkan aspek akademis tanpa menghiraukan akhlak dan moral para peserta didik. Hal ini bisa kita lihat di sekolah-sekolah dan di universitas-universitas. Sebagai contoh, seseorang murid SMU yang nakal dan suka dengan free seks dapat lulus dari SMU dan meneruskan keperguruan tinggi hanya karena nilainya mencukupi standar kelulusan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Coba kita bayang kan apa yang akan terjadi apabila Negara Indonesia ini dipimpin oleh orang yang hanya mempunyai nilai akademis yang tinggi tapi tidak bermoral. apa yang akan terjadi dengan negara ini??
Pendidikan Indonesia menganut atau lebih condong pada sistem pendidikan liberal yang mengesampingkan pendidikan moral dan hanya mementingkan pendidikan akademis. Kapan Indonesia bisa maju kalau pendidikan moral di semua sekolah ditiadakan?? apakah Indonesia bisa maju kalau hanya mengandalkan pada kepintaran akademis??

Kembalikan Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulum di sekolah, pendidikan yang membentuk karakter dan moral generasi muda penerus bangsa.

Selasa, 17 Februari 2015

Wisata Spiritual Nusa Penida

TIRTA YATRA NUSA PENIDA

Nusa Penida selain dikenal dengan keindahan alamnya juga terkenal dengan nilai magisnya, setidaknya ada tiga Pura besar yang mempunyai aura magis yang cukup besar, Yaitu Pura dalem Ped, Pura Puncak Mundi dan Pura Goa Giri Putri. Pemandangan alam disepanjang jalan menuju Pura-Pura tersebut didukung oleh kontur topografi Nusa Penida yang berbukit menambah nilai pejalanan dalam wisata spiritual.

Ada Tiga tempat penyebrangan menuju Nusa Penida:

1. Sanur

beberapa perusahan yang memberikan jasa penyebrangan dengan mempergunakan Fast boat sperti Maruti, caspla atau Mola-mola yang berangkat dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore dengan tarif antara Rp 75rb - 80rb rupiah, perjalanan dari sanur membutuhkan waktu 30-40 mnt menuju Nusa Penida.

2. Kusamba

pelabuhan tradisional Banjar bias atau Tribuana sebagai tempat berlabuh sampan dan fast boat menuju Nusa Penida, tarif untuk fast boat gangga exspress melalui pelabuhan tribuana sebesar 55 ribu rupiah dan sampan melalui kedua pelabuhan tersebut sebesar 30-35 ribu rupiah.

3. Padang bai

Kapal roro untuk saat ini hanya melayani satu kali penyebrangan setiap harinya, berangkat dari dermaga sampalan Nusa Penida pukul 11.00wita dan sampai di Padang Bai antara pukul 12.00-14.00 tergantung ketersediaan antrean berlabuh dengan kapal ferry dari Lombok. tarif untuk penumpang 28 ribu, untuk kendaraan roda dua 39 ribu rupiah dan untuk kendaraan roda empat 278 ribu rupiah.

Di Nusa Penida sudah tersedia jasa transportasi yang mengantar kita menuju tempat-tempat persembahyangan yang kita tuju, dengan tarif : 
- 350 ribu rupiah kita sudah mendapatkan pelayanan penjemputan dari dermaga menuju ke 2 Pura yaitu Pura Giri Putri dan Pura dalem Ped selanjutnya diantar kembali ke dermaga. 
- 500 ribu rupiah kita sudah mendapatkan pelayanan penjemputan dari dermaga dan selanjutnya menuju tiga Pura yaitu Pura Giri Putri, Pura dalem Ped dan Pura Puncak Mundi selanjutnya diantar kembali ke dermaga. 
untuk jasa transport dan penjemputan harus dilakukan booking sebelumnya dan satu mobil bisa berbagi dengan 11 penumpang.

untuk informasi dan bantuan booking transport bisa melalui kami:

Putu Yudhi Pasek Kusuma 
Telkomsel  081 236 403399
XL             081 805 397889

Minggu, 28 Desember 2014

Budaya Luhur Gotong Royong

         Gotong Royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dari jaman dahulu kala hingga saat ini. Rasa kebersamaan ini muncul, karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk meringankan beban yang sedang dipikul.

        Hanya di Indonesia,kita bisa menemukan sikap gotong royong ini karena di negara lain tidak ada sikap ini dikarenakan saling acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya. Ini merupakan sikap positif yang harus di lestarikan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kokoh & kuat di segala lini.
Tidak hanya dipedesaan bisa kita jumpai sikap gotong royong,melainkan di daerah perkotaan pun bisa kita jumpai dengan mudah. Karena secara budaya, memang sudah di tanamkan sifat ini sejak kecil hingga dewasa.


        Karena ini merupakan salah satu cermin yang membuat Indonesia bersatu dari sabang hingga merauke,walaupun berbeda agama,suku & warna kulit tapi kita tetap menjadi kesatuan yang kokoh.Inilah alah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia,di puja & puji oleh bangsa lain karena budayanya yang unik & penuh toleransi antar sesama manusia.

         Mari bersama-sama melestarikan budaya gotong royong tersebut, implementasikan dengan bidang kerja, kompetensi dan kemampuan. Pesan ini juga kami sampaikan untuk seluruh pemangku kebijakan di Kabupaten Klungkung, baik itu Pemerintah daerah Klungkung, seluruh anggota legislatif sebagai wakil rakyat dan seluruh aparat hukum baik dari Kepolisian,TNI maupun Kejaksaan. Tanamkan jiwa gotong royong dengan menanggalkan ego pribadi, kepentingan golongan dan Partai.

          Perkuat budaya gotong royong tersebut dengan balutan filosofi Ngayah, kami dan seluruh anggota LSM Marutha mempunyai idealisme yang tinggi berkomitmen tetap ngayah untuk Klungkung. tanpa kepentingan Politik, golongan maupun pribadi. kami mendukung penuh segala macam upaya, usaha dan pemikiran positif dan membangun.

................bersama pasti kita bisa

TEORI SUPER 5 KAIZEN

TEORI SUPER 5 KAIZEN
Sejarah Teori Kaizen
Fenomena pertumbuhan ekonomi jepang pasca PD II memberikan motivasi pembangunan kembali dari puing peperangan dan diutuslah seorang ahli survey AS yang bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba membantu Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh perusahaan Jepang yang terkenal dengan “14 kunci Dr. Deming” dan anehnya sukses penerapan konsep deming di industri jepang pemerintah AS baru tertarik pada konsep tersebut.
Namun konsep deming yang Kemudian lebih dikenal dengan konsep kaizen secara luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya “Kaizen : the key to Japan’s competitive success” (1986). Coba kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang yang mengungkapkan bahwa :
Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengn secara terus menerus tetap sadar dan membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil, maka dimungkinkan untuk menghasilkn barang dan jasa yang mutunya otentik sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus menerus dari masing-masing dan semua karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan – karena kaizen bukan jalan pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan”. (Cane, 1998:265)
Kunci keunggulan perusahaan jepang adalah sangat unggul dalam persaingan salah satu kemampuannya adalah menghilangkan pemborosan dan menghindari berbagai kesulitan sedangkan AS sebaliknya mengalami kesulitan dalam menghemat Sumber Daya Alam yang memang sangat melimpah bila dibandingkan Jepang sehingga istilah perbaikan mutu secara terus menerus (Just in time) tidak berlaku bagi manajemen Amerika tapi lebih cenderung just in case.
Defenisi Teori Kaizen
Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus atau berkesinambungan dalam perusahaan bisnisKaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu kai artinya perubahan dan zen artinya baik. Di Cina kaizen bernama gaishan di mana gai berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik / benefit. Jadi Kaizen dapat diartikan sebagai perubahan kepada arah lebih baik.
KAIZEN adalah kegiatan sehari-hari yang sederhana bertujuan untuk melampaui peningkatan produktifitas, juga merupakan sebuah proses apabila dilakukan dengan benar akan “memanusiawikan” tempat kerja, mengurangi beban kerja yang berlebihan, dan mengajarkan orang untuk melakukan percobaan dalam pekerjaannya dengan menggunakan metode-metode ilmiah dan bagaimana belajar mengenali serta mengurangi pemborosan dalam proses kerjanya.
Ruang Lingkup dan Konsep Teori Kaizen
Sesuai artinya, filosofi dari Kaizen adalah melaksanakan perbaikan atau peningkatan yang berkesinambungan. Adapun realisasinya dalam suatu perusahaan Setiap Karyawan di semua level di dalam organisasinya dapat berpartisipasi dalam KAIZEN, mulai dari Manajemen Puncak hingga ke level bawah, hal ini bertujuan untuk pengembangan perusahaan ke arah yang lebih baik. Format KAIZEN dapat berupa perseorangan, sistim saran, kelompok kecil, atau kelompok besar. sampai bawahan atau istilahnya way of life perusahaan.
Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya memiliki dasar sebagai berikut:
  •    Berorientasi pada proses dan hasil.
  •    Berpikir secara sistematis pada seluruh proses.
  •    Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan yang terjadi di lapangan.

Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum system mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang memiliki ciri khas :
  •  Berorientasi pada pelanggan.
  • Pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality Management).
  • Robotik.
  • Gugus kendali mutu. 
  • System saran.
  • Otomatisasi. 
  • Displin ditempat kerja. 
  • Pemeliharan produktiftas. 
  • Penyempurnaan dan perbaikan mutu.
  • Tepat waktu.
  • Tanpa cacat.
  • Kegiatan kelompok kecil.
  • Hubungan kerjasama antara manajer dan karyawan.
  • Pengembangan produk baru.

Strategi kaizen adalah konsep tunggal dalam Manajemen jepang yang paling penting, sebagai kunci sukses Jepang dalam persaingan. KAIZEN dibagi menjadi 3 segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan, yaitu:
1. KAIZEN yang berorientasi pada Manajemen, memusatkan perhatiannya pada masalah logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum untuk mengejar kemajuan dan moral.
2.    KAIZEN yang berorientasi pada Kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu, kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela menggunakan alat statistik untuk memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan dan menetapkan standar/prosedur baru.
3.  KAIZEN yang berorientasi pada Individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran, dimana seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras.
Beberapa point penting dalam proses penerapan KAIZEN yaitu :
· Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang. Konsep ini dibentuk untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi atau efsiensi biaya. Muda diartikan sebagai mengurangi pemborosan, Mura diartikan sebagai mengurangi perbedaan dan Muri diartikan sebagai mengurangi ketegangan.
· Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau 5R. Seiri artinya membereskan tempat kerja. Seiton berarti menyimpan dengan teratur. Seiso berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih. Seiketsu berarti kebersihan pribadi. Seiketsu berarti disiplin, dengan selalu mentaati prosedur ditempat kerja. Di Indonesia 5S diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin
· Konsep PDCA dalam KAIZEN. Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu dilakukan dengan prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita harapkan. Maka PDCA (Plan, Do, Check dan Action) harus dilakukan terus menerus.
· Konsep 5W + 1H. Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W + 1H ( What, Who, Why, Where, When dan How).
Sekali lagi KAIZEN adalah tanggung jawab setiap orang. Konsep KAIZEN sangat penting untuk menjelaskan perbedaan antara pandangan Jepang dan pandangan Barat terhadap manajemen. Perbedaan konsep yang paling mendasar adalah “KAIZEN Jepang dan cara berpikirnya berorientasi pada proses, sedangkan cara Barat berorientasi pada hasil kerja”
Kunci Pelaksanaan Kaizen
Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time atau kaizen dalam kegiatan industri yaitu :
1.    Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan pelanggan Sistem kaizen bisanya menghasilkan produksi sesuai dengan pesanan pelanggan dengan sistem produksi tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu kanban.
2.    Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size) Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan persedian barang dalam proses yang merupakan sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses produksi selain itu juga menggunakan pola produksi campur merata (Heijunka) yang dimaksud heijunka adalah memproduksi bermacam-macam dalam satu lini produksi.
3.     Menghilangkan pemborosan, Untuk menghindari pemborosan pada persediaan, pembelian dan penjadwalan dengan menggunakan sistem kartu kanban yang mendukung sistem produksi tarik, selain menghasilkan produksi dengan baik sejak awal yaitu pantang menerima, pantang memproses dan pantang menyerahkan produk cacat dengan bekerjasama dengan pemasok dengan persediaan yaitu mengurangi jumlah barang yang dating, menghilangkan persediaan penyangga, mengurangi biaya pembelian, memperbaiki penanganan bahan baku, tercapainy persediaan dalam jumlah kecil dan mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.
4.     Memperbaiki aliran produksi. Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S yang antara lain :
  1.   .    Seiri atau pemilahan yaitu disiplin ditempat kerja dengan cara melakukan pemisahan berbgai alat atau komponen ditempat masing-masing sehingga untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah.
  2.       Seiton atau penataan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang.
  3.       Seiso atau pembersihan yaitu disiplin ditempt kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan.
  4.     Seiketsu atau pemantapan/perawatan yaitu manajemen visual dan pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel, kode, dsb.
  5. Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin.

5.    Menyempurnakan kualitas produk. Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengn melihat prinsip mnajemen yaitu memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggungjawab terhadap tercapainya mutu, meningkatkan pndangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinya pengendalian mutu produk dengn tegas, memberikan wewenang kepada karyawn untuk mengadkan pengendlin mutu produk, menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh karyawan, tercapainya inpeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercpai komitmen terhadap pengedlin mutu jangka panjang.
6.    Orang-orang yang tanggap. Penerapan Sistem Kaizen ini tidak lagi menggunakan pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga seluruh karyawan harus menguasai seluruh bidang dalm perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya dan kesalahan dalam proses selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan proses dihentikan dan seluruh karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal dengan istilh jidoka yaitu semua karyawn bertanggungjawab terhadap tercapaianya produk yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan.
7.     Menghilangkan ketidakpastian. Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi dan memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat dengan pemilik perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan system produksi tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur merata (Heijunka)
8.    Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang. Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka panjang, memperbaiki mutu, fleksibilitas dlm mengadakan pesnan barang, pemesanan dlam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadkan perbaikn secara terus menerus dan berkesinambungan.
Istilah lain yang bertujuan mengimbangi system kaizen ini adalah reengineering yaitu mengadakan perombakan proses bisnis secara total sampai keakar-akarnya dan system ini diciptakan Amerika untuk mengejar ketinggalannya dari Jepang yang pernah dibantu ekonominya, baru kalau perombakan ini telah dilakukan maka pemeliharaan dan peningkatan secara terus menerus dan berkesinambungan dapat dilaksanakan. Bisa juga menerapkan konsep benchmarking yaitu cara untuk mengadakan perbaikan dengan meniru praktek bisnis terbaik dikelasnya, baik untuk produksi, jasa maupun proses dan sistemnya.

Peran Pihak Internal Perusahaan dalam Penerapan Teori Kaizen
Dalam Kaizen, manajemen puncak memegang peranan dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa hal berikut :
1.    Mengintroduksi Kaizen sebagai strategi perusahaan
2.    Memberikan dukungan dan pengarahan untuk Kaizen dengan mengalokasikan sumber daya
3.    Menetapkan kebijakan Kaizen dan sasaran fungsional silang
4.    Merealisasikan sasaran Kaizen melalui penyebarluasan kebijakan dan audit
5.    Membuat sistem, prosedur, dan struktur yang membantu Kaizen
Peranan manajemen madya dan staf adalah terlibat dan bertanggung jawab untuk :
1.    Menyebarluaskan dan mengimplementasikan sasaran Kaizen sesuai pengarahan manajemen puncak melalui penyebarluasan kebijakan dan manajemen fungsional  silang.
2.    Mempergunakan Kaizen dalam kapabilitas fungsional.
3.    menetapkan, memelihara, dan meningkatkan standar.
4.    Mengusahakan agar karyawan sadar Kaizen melalui program latihan intensif.
5.    Membantu karyawan memperoleh ketrampilan dan alat pemecah masalah.
Penyelia (supervisor) mempunyai peran  bertanggung jawab dalam :
1.   Mempergunakan Kaizen dalam peranan fungsional.
2.  Memformulasikan rencana untuk Kaizen dan memberikan bimbingan kepada       karyawan.
3.  Menyempurnakan komunikasi dengan karyawan dan mempertahankan moral tinggi
4. Mendukung aktivitas kelompok kecil (seperti gugus mutu) dan system saran individual.
5.  Mengintroduksi disiplin di tempat kerja.
6.  Memberikan saran.
Setiap karyawan memiliki tanggung jawab untuk :
1.    Melibatkan diri dalam Kaizen melalui sistem saran dan aktivitas kelompok kecil.
2.    Mempraktikkan disiplin di tempat kerja.
3. Melibatkan diri dalam pengembangan diri yang terus menerus supaya menjadi pemecah masalah yang lebih baik.
4. Meningkatkan ketrampilan dan keahlian kinerja pekerjaan dengan pendidikan silang.

Manfaat Teori Kaizen
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan Teori Kaizen dapat berupa :
1.                 Setiap orang akan mampu menemukan masalah dengan cepat.
2.   Setiap orang akam memberikan perhatian dan penekanan pada tahap perencanaan.
3.               Mendukung cara berfikir yang berorientasi proses.
4.    Setiap orang berkonsentrasi pada masalah-masalah yang lebih penting dan memdesak untuk diselesaikan.
5.            Setiap orang akan berpartisipasi dalam  membangun sistem yang baru.

Pemahaman Teori 5 S
Kaizen merupakan sistem pengambangan produktivitas, kualitas, teknologi, proses produksi, budaya kerja, keamanan kerja, dan kepemimpinan yang dilakukan terus menerus. Dengan 5S Kaizen, maka pekerja akan lebih nyaman, lebih efisien, lebih produktif, dan lebih sejahtera.
5S atau di Indonesia biasanya disebut 5R adalah cara untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan kegiatan menata tempat kerja. Karena lingkungan kerja yang nyaman, dan teratur, dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang tinggi di perusahaan.
5S / 5R diatas merupakan urutan dalam menata tempat kerja, yang merupakan tanggung jawab semua pekerja, mulai dari CEO sampai Cleaning Service. Setiap pekerja bertanggung jawab melakukan penataan tempat kerja kearah yang lebih baik, dan ini harus menjadi budaya perusahaan.
-      Seiri atau pemilihan. Berarti mengatur segala sesuatu, memilah sesuai dengan aturan dan prinsip yang tertentu. Ini artinya membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. Membuang yang tidak diperlukan dan memcari penyebab-penyebabnya serta menghilangkan penyebabnya sehingga tidak menimbulkan masalah.
-      Seiton atau penataan. Berarti menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar sehingga dapat dipergunakan dalam keadaan mendesak. Ini juga cara untuk menghilangkan waktu proses pencarian. Jika sesuatu disimpan di tempatnya demi mutu dan keamanan, berarti anda memiliki tempat kerja yang rapi.
-      Seiso atau Pembersihan. Istilah ini berarti membersihkan barang-barang sehingga menjadi bersih. Ini artinya membersihkan sampah, kotoran dan benda-benda asing serta membersihkan segala sesuatu. Pembersihan sebagai pemeriksaan terhadap tempat kerja dan yang tidak memiliki cacat dan cela.
-      Seiketsu atau pemantapan. Ini berarti terus menerus dan secara berulang-ulang melakukan pemeliharaan, pemilahan dan pembersihan. Dengan demikian, pemantapan mencakup kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan.
-      shitsuke atau pembiasaan. Istilah ini berarti pelatihan dan kemampuan untuk melakukan apa ingin anda lakukan meskipun itu sulit dilakukan. Pelatihan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu secara benar. tujuannya untuk menciptakan tempat kerja dengan kebiasaan dan perilaku yang baik. Dengan mengajarkan setiap orang apa yang harus dilakukan dan memerintahkan setiap orang untuk melaksanakannya, maka kebiasaan buruk akan terbuang dan kebiasaan baik akan terbentuk. Orang mempraktekkannya dengan membuat dan mematuhi undang-undang.
-       
Ada pun manfaat yang diperoleh perusahaan jika memanfaatkan sikap kerja 5S yaitu :
-      keamanan. Dengan adanya pemilihan dan penataan maka barang-barang dan kelengkapan kerja yang digunakan tersedia dan mengurangi angka kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Factor). Misalnya mencegah terpeleset dan kebakaran dari kebocoran minyak.
-      Kondisi kerja yang rapi. Dengan kondisi kerja yang rapi, produktivitas meningkat.
-      Efisiensi. dianalogikan sebagai koki masak terkenal, pelukis yang terkenal mereka memelihara peralatan mereka. Tidak ada pisau yang berkarat. Tidak ada kuas yang kusut. Sehingga saat digunakan peralatan tersebut selalu tersedia dan siap digunakan. Jika di industri maka efisiensi mesin menjadi tinggi dan mengurangi waktu macet mesin.
-     Mutu. Industri Elektronik dan mesin memerlukan tingkat presisi dan kebersihan yang tinggi. Setitik kotoran dapat menyebabkan kecacatan sebuah produk. dengan adanya 5S maka kualitas akan terjaga.
Adapun akibat bila tidak adanya penerapan 5S adalah:
ü  Hubungan antara karyawan yang kurang baik.
ü  Penampilan yang loyal.
ü  Absensi yang tinggi.
ü  Tidak ada saran untuk peningkatan kerja.
ü  Gugus mutu tidak berjalan.
ü  Lini kerja penuh dengan barang cacat.
ü  Peralatan kantor dan lokasi kerja yang kotor dan berserakan.
ü  Kecelakaan kerja tinggi
ü  Kehancuran industri.
Beberapa kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam penerapan 5S adalah:
Ø  Tidak paham terhadap arti penting 5S.
Ø  5S menginginkan perubahan prilaku, bukan sistem.
Ø  Tidak ada semangat kerja keras.
Ø  Melupakan yang mudah (kurang meluangkan waktu untuk 5S).
Ø  Terlalu berorientasi hasil.
Ø  Tidak ada kerja tim.
Ø  Cepat berpuas diri.
Ø  Kurang adanya dukungan manajemen.
Syarat-syarat yang dibutuhkan dalam implementasi atau penerapan 5S adalah:
v  Pemahaman yang utuh dan menyeluruh
v  Kegigihan dan kebulatan tekad
v  Usaha yang kontinyu dan bertahap
v  Dukungan seluruh individu tanpa kecuali
v  Keteladanan manajemen
v  Kampanye yang efektif